-->

Keberanian dan Tantangan Profesi Wartawan: Refleksi Kasus Penganiayaan di Babelan, Bekasi

REDAKSI

PPWINEWS.COM,BEKASI - Ketika cahaya fajar masih merona, sebuah insiden tragis membuyarkan kedamaian Kampung Babelan, Bekasi. Seorang wartawan berdedikasi, Diori Parulian Ambarita, menjadi korban kekerasan tak manusiawi oleh dua preman bayaran. Kejadian ini bukan sekadar catatan kriminal biasa, melainkan mencoreng martabat profesi jurnalistik dan nilai kemanusiaan secara lebih dalam.

Sebagaimana dilaporkan, Ambar tidak sendiri dalam menjalani lika-liku kehidupan yang tak terduga. Didampingi oleh para sahabat sejawat dan tim hukum dari HIPAKAD'63, langkah tegas dilakukan dengan melaporkan insiden tragis tersebut ke pihak berwajib. Namun, proses penyelidikan dan penegakan hukum bukan semata pertarungan antara benar dan salah, tetapi perang nilai yang menuntut keberanian dan ketegasan.

Kronologi kejadian yang memilukan membuka mata kita semua akan realitas kehidupan yang terkadang tidak seindah yang kita bayangkan. Saat seorang wartawan berani menegakkan kebenaran, ia kerap menjadi sasaran empuk bagi oknum yang tak bertanggung jawab. Namun, dalam setiap tantangan itu, ada pelajaran dan kebijaksanaan yang dapat kita petik.

Perlindungan terhadap wartawan bukan sekadar retorika kosong, melainkan sebuah tindakan nyata yang harus diemban oleh setiap pihak yang peduli akan keadilan dan kebenaran. Ketika suara-suara kebenaran dihantui oleh ancaman fisik dan intimidasi, maka tegaknya keadilan tergambar sebagai impian yang harus segera diwujudkan.

Dalam sorotan kasus ini, dukungan yang mengalir deras dari berbagai kalangan, tidak hanya sekadar simpati sesaat, tetapi tonggak awal perubahan yang mesti diawali. Kesadaran bersama akan perlindungan terhadap wartawan akan menjadi penjaga kebenaran yang tak tergoyahkan, sekaligus pijakan moral bagi setiap insan pers untuk terus berjuang tanpa kenal lelah.

Di tengah gemuruh perlawanan dan panggilan keadilan, suara Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI), Wilson Lalengke, S.Pd, M.Sc, MA, bergema, “Saya sangat menyayangkan tindakan kekerasan terhadap seorang wartawan. Ini adalah bentuk nyata dari premanisme yang harus diberantas. Saya meminta pihak kepolisian untuk bertindak tegas, mengungkap motif, dan segera menangkap para pelaku.”

Maka, dari hiruk pikuk kasus penganiayaan di Babelan, Bekasi, tergambar gambaran jelas betapa pentingnya solidaritas dan keberanian dalam menjaga integritas profesi jurnalistik. Sederet tindakan nyata perlu dilakukan tidak hanya untuk memperjuangkan keadilan bagi Ambar, tetapi juga menyuarakan kebenaran yang terus merayap di tengah-tengah kegelapan.

Kita tidak bisa berpangku tangan saat kekerasan dan ketidakadilan melanda, apalagi kepada para pahlawan tanpa tanda jasa yang terus berjuang demi kebenaran. Mari bersama kita angkat suara, melawan setiap bentuk premanisme dan ketidakadilan, agar dunia ini menjadi tempat yang lebih aman dan manusiawi bagi semua. Semoga cahaya keadilan senantiasa menyinari setiap langkah kita ke depan. 

Sumber: DPN PPWI 
Komentar Anda

Terima kasih telah berkunjung ke PPWInews.com. Silahkan berkomentar dengan sopan. Terimakasih.

Berita Terkini