PPWI, MATARAM - Wakil Rektor Universitas Negeri Mataram (Unram) Nusa Tenggara Barat (NTB) Dr.HM.Natsir,SH. M.Hum mengatakan bahwa pemimpin yang amanah itu sangat langka.
"Pemimpin harus memiliki kemam puan manejerial yang baik dan benar, skill, cerdas, jujur dalam memimpin dan tidak boleh otoriter," kata Mantan Pembantu Rektor Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) tahun 1996-2004 itu, saat dimintai tanggapan tentang pemimpin yang amanah, Minggu, (14/7) di Mataram.
Selain itu menurut tokoh Nasional kelahiran Bima NTB ini Pemimpin harus menjadi motivator, kepada apa yang di pimpinnya, termasuk memilih orang yang akan membantu dalam tugas.
Yang tidak kalah penting lanjut Wakil Ketua Gerakan Pramuka NTB adalah pemimpin harus memiliki semangat perubahan, transparan dan demokratis, tidak menabrak undang- undang dan peraturan yang berlaku.
Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut, Kandidat Guru Besar Hukum Pidana Unram itu, bahwa pemimpin harus beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa agar tidak bertempat tinggal dipenjara. "Sekarang namanya Lembaga Pemasyakatan," jelasnya yang juga menjabat sebagai Ketua Rukun Keluarga Bima se Pulau Lombok (RKB).
Oleh karena itu, lanjutnya, apabila pemimpin tidak berhati -hati dalam memimpin, tentu akan sengsara di akhirat, jika pemimpin yang bersangkutan tidak bisa pertanggungjawab kan apa yang dipimpin nya.
Oleh sebab itu, lanjut mantan Ketua Lembaga Pengabdian Masyarakat Unram yang santun ini, bahwa pemimpin atau pejabat harus berjiwa luhur.
"Pemimpin yang kita harapkan adalah pemimpin yang haus gol, haus keberhasilan, haus perubahan, jangan pemimpin yang bermental kondektur," ungkap Doktor yang akrab dengan berbagai Media Massa itu.
Jika hal ini tidak terjadi, tambahnya, maka pemimpin tersebut ketinggalan kereta alias gagal karena disinilah nilai amanah.
"Pemimpin yang amanah dijamin masuk surga, pemimpin yang amanah dibangun kan rumahnya diakhirat nanti dengan cahaya. Dan diharamkan baginya masuk neraka. Tetapi jika pemimpin melakukan kesalahan maka nanti yang akan menjadi jaksa atau penuntut umum di akhirat adalah semua rakyat yang dipimpinnya," jelasnya.
Bayangkan saja lanjut lelaki yang ramah itu "kalau satu jaksa saja kita tidak akan mampu menghadapinya, apalagi semua rakyat yang dipimpinnya yang menjadi penuntut umum diakhirat kelak," kata Doktor yang memiliki puluhan ribu pendukung itu.
Sementara pembelanya atau pengacaranya lanjut Wakil Ketua Gerakan Pramuka NTB itu "tidak ada diakhirat, selain perbuatan yang dikenal dengan sebutan amal ibadah yang bisa membelanya," ungkap nya.
Alumni Unram ini menambahkan dimana-mana pemimpin banyak yang bermasalah, sehingga yang terjadi adalah berbagai penyimpangan yang bermunculan ujung-ujungnya masuk bui dan akhirnya menjadi warga binaan lembaga pemasyarakatan.
Sesungguhnya pemerintah melalui aparat penegak hukum, KPK, Kejaksaan dan Kepolisian sangat konsen menjalankan tugasnya melakukan Pemberantasan Korupsi. Tetapi masih ada saja pejabat yang melakukan tindak pidana korupsi.
Oleh sebab itu, para pejabat berhati- hati dan dapat menahan diri untuk tidak melakukan perbuatan tercela dan seharusnya pada kesempatan menjadi pemimpin itulah dijadikan sebagai sarana ibadah. "Karena menjadi pemimpin adalah amanah, bukan sarana untuk memperkaya diri sendiri atau golongan," sebut Doktor yang hobi membaca itu.
Allah SWT telah menjanjikan kata lelaki yang dikenal rendah hati itu, bahwa untuk pemimpin yang amanah akan dibangunkan rumah dengan cahaya di surga. "Tetapi kenyataannya banyak pemimpin memilih penjara sebagai rumahnya," tambah Doktor yang berwajah ganteng ini. (Taqwa)
Terima kasih telah berkunjung ke PPWInews.com. Silahkan berkomentar dengan sopan. Terimakasih.